TUGAS IBD
KEBUDAYAAN SUKU JAWA
NAMA : NOVAN BRAMANTYA VASANANDI
NPM :
55412384
KELAS :
1IA02
JURUSAN :TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Manusia adalah
makhluk Allah yang di anugrahi
akal, fikiran, dan fisik untuk menunjang
kehidupannya sebagai seorang insan yang
di tunjuk oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi yang Allah Yang Maha Kuasa ciptakan. Oleh karena
manusia adalah khalifah di bumi ini sepatutnya seorang manusia haruslah
mempunyai prilaku yang sesuai dengan yang Tuhan
inginkan untuk dipercayakan menjaga keutuhan bumi yang Allah ciptakan
dengan segala makhluk hidup didalamnya untuk manusia jaga kelestariannya.
Manusia
yang menjadi seorang terpilih dan tinggi derajatnya di mata Tuhan, manusia
haruslah mempunyai kepercayaan, ilmu, dan menjalankan segala apa yang di
perintahkan Allah dan menjauhi yang di larang oleh Allah SWT. Sebagai makhluk
yang mempunyai akal dan fikiran serta fisik manusia haruslah memanfaatkan
anugrah yang di berikan oleh Allah itu dengan sebaik – baiknya dan jangan
menyalah gunakannya sebagai suatu yang Allah benci. Manusia haruslah mempunyai budaya yang baik untuk
menjadikannya seorang manusia yang memiliki derajat tinggi di mata Allah
SWT. Maka manusia harus menjadikan
budaya yang baik sebagai bagian dari dirinya tanpa mengabaikan apa yang menjadi
kewajiban sebagai makhluk yang berketuhanan.
Budaya
merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi
dipedulikan oleh sebuah bangsa, maka peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu
waktu untuk punah.
Disini,
saya mencoba untuk peduli dengan budaya dari mana kami berasal yaitu jawa.
Dengan keterbatasan ilmu dan pengetahuan, kami mencoba merangkum berbagai
tulisan yang berkaitan dengan budaya Jawa dari berbagai sumber.
1.2
MAKSUD DAN TUJUAN
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk menuntaskan tugas mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar yang menjadi salah satu syarat kelulusan dalam proses pembelajaran di
jenjang S1 Teknik Informatika Universitas Gunadarma. Selain itu, di harapkan
makalah ini menjadi tulisan yang bermanfaat dan menjadi referensi bagi semua
orang yang membacanya,
juga bertujuan untuk dijadikan bahan
presentasi sehingga siswa – siswa lainpun bisa merasakan ilmu yang terdapat
dari makalah ini.
1.3
RUMUSAN MASALAH
·
Manusia
sebagai makhluk berbudaya ?
·
Apa
itu suku jawa ?
·
Bahasa
apa yang digunakan oleh masyarakat jawa
?
·
Apa
kepercayaan yang di anut mereka ?
·
Apa
profesi – profesi yang mereka geluti ?
·
Stratifikasi
sosial seperti apa yang ada di dalam kebudayaannya ?
·
Apa
kesenian yang lahir dan berkembang di masyarakat tersebut ?
·
Bagaimana
stereotif masyarakat jawa ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA
Perilaku manusia
berbudaya adalah perilaku yang dijalankan sesuai dengan moral, norma-norma yang
berlaku dimasyarakat, sesuai dengan perintah di setiap agama yang diyakini, Dan
sesuai dengan hukum Negara yang berlaku. Dalam berperilaku, manusia yang
berbudaya tidak menjalankan sikap-sikap atau tindakan yang menyinpang dari
peraturan-peraturan baik berupa norma- norma yang ada di masyarakat maupun
hokum yang berlaku.
Oleh
karena itu sifat manusia yang berbudaya itu yang harus dimiliki setiap manusia
khususnya bangsa Indonesia yang dikenali sebagai Negara yang besar dengan
banyaknya budaya yang dimiliki. Jadilah manusia yang memiliki budaya yang
tinggi yang menjadikan manusia tersebut sebagai manusia yang berbudaya dan
tentu manusia yang berbudaya itu pasti juga manusia yang berpendidikan, akan tetapi
sebaliknya manusia yang berpendidikan itu belum tentu dia manusia yang
berbudaya. Banyak contoh di negara ini manusia yang pintar atau berpendidikan
yang melakukan banyak tindak kejahatan atau menyimpang contohnya seperti
korupsi. Itu semua terjadi karena mereka tidak menjadi manusia yang berbudaya
Dan akibatnya mereka tidak memiliki moral, kejujuran, Dan rasa tanggung jawab.
Karena
itu jadilah manusia yang berbudaya. Dengan menjadi manusia yang berbudaya maka
masyarakat akan memiliki sikap yang berakal budi, bermoral, sopan dan santun
dalam menjalani kehidupan diri sendiri ataupun berbangsa dan bernegara. Sikap
Dan sifat manusia yang berbudaya itu juga yang akan menjadikan bangsa Indonesia
bangsa yang besar yang memiliki jati diri sendiri sebagai bangsa yang beradab
dan bermartabat.
Manusia
berbudaya yang seutuhnya adalah makhluk yang selalu aktual, yang terus-menerus
belajar dan menempuh pendidikan untuk mengembangkan kepribadiannya,
mengembangkan konsep tujuan hidupnya, melakukan pembaharuan sesuai kemajuan
zaman, meningkatkan keterampilan dan daya nalar, semakin jelas arah hidupnya
untuk apa dan mau kemana.
2.2
PENGERTIAN
Suku
Jawa (Jawa ngoko: wong Jowo, krama: tiyang Jawi) merupakan suku bangsa terbesar
di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.
Setidaknya 41,7% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa. Selain di ketiga
propinsi tersebut, suku Jawa banyak bermukim di Lampung, Banten, Jakarta, dan
Sumatera Utara. Di Jawa Barat mereka banyak ditemukan di Kabupaten Indramayu
dan Cirebon. Suku Jawa juga memiliki sub-suku, seperti Osing dan Tengger.
2.3
BAHASA
Suku
bangsa Jawa sebagian besar menggunakan bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari.
Dalam sebuah survei yang diadakan majalah Tempo pada awal dasawarsa 1990-an,
kurang lebih hanya 12% orang Jawa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa mereka sehari-hari, sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia
secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja.
Bahasa
Jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan
antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-ungguh. Aspek
kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan
membuat orang Jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya di masyarakat.
2.4
KEPERCAYAAN
Masyarakat
Jawa yang mayoritas beragama Islam hingga sekarang belum bisa meninggalkan
tradisi dan budaya Jawanya. Di antara tradisi dan budaya ini terkadang
bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Tradisi dan budaya Jawa ini sangat
dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa, terutama yang abangan. Di antara tradisi
dan budaya ini adalah keyakinan akan adanya roh-roh leluhur yang memiliki
kekuatan ghaib, keyakinan adanya dewa dewi yang berkedudukan seperti tuhan,
tradisi ziarah ke makam orang-orang tertentu, melakukan upacara-upacara ritual
yang bertujuan untuk persembahan kepada tuhan atau meminta berkah serta
terkabulnya permintaan tertentu. Setelah dikaji inti dari tradisi dan budaya
tersebut, terutama dilihat dari tujuan dan tatacara melakukan ritus-nya,
jelaslah bahwa semua itu tidak sesuai dengan ajaran Islam. Tuhan yang mereka
tuju dalam keyakinan mereka jelas bukan Allah, tetapi dalam bentuk dewa dewi
seperti Dewi Sri, Ratu Pantai Selatan, roh-roh leluhur, atau yang lainnya.
Begitu juga bentuk-bentuk ritual yang mereka lakukan jelas bertentangan dengan
ajaran ibadah dalam Islam yang sudah ditetapkan dengan tegas dalam al-Quran dan
hadis Nabi Saw. Karena itulah, tradisi dan budaya Jawa seperti itu sebenarnya
tidak sesuai dengan ajaran Islam dan perlu diluruskan atau sekalian
ditinggalkan.
Selain itu, masyarkat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam
setiap kegiatan – kegian besar, seperti :
·
Kematian
( Mendhak )
·
Upacara
nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan )
·
Upacara
Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur mereka
yang telah meninggal dunia )
·
Upacara-upacara
sebelum pernikahan (Siraman, Upacara Ngerik, Upacara Midodareni, Upacara diluar
kamar pelaminan, Srah-srahan atau Peningsetan, Nyantri, Upacara Panggih
atau Temu, Balangan suruh Penganten, dll
)
·
Upacara
untuk kelahiran bayi, seperti :
- Wahyu Tumurun
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi
orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu
mendapat.
- Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi
orang yang selalu di cintai dan dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat
belas kasih
- Sidomukti.
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi
orang yang mukti wibawa, yaitu berbahagia dan disegani karena kewibawaannya.
- Truntum.
Maknanya agar keluhuran budi orangtuanya menurun
(tumaruntum) pada sang bayi.
- Sidoluhur.
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan
dan berbudi pekerti luhur.
- Parangkusumo.
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai
tajamnya parang dan memiliki ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat
tangguh.
- Semen romo.
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih
kepada sesama layaknya cinta kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya.
- Udan riris.
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang
menyegarkan, enak dipandang, dan menyenangkan siapa saja yang bergaul
dengannya.
- Cakar ayam.
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki
bagai ayam yang mencari makan dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas
kehidupan anak-anaknya, sehingga kebutuhan hidupnya tercukupi, syukur bisa kaya
dan berlebihan.
- Grompol.
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu, tidak
bercerai-berai akibat ketidakharmonisan keuarga (nggrompol : berkumpul).
- Lasem.
Bermotif garis vertikal, bermakna semoga anak
senantiasa bertakwa pada Tuhan YME.
- Dringin.
Bermotif garis horisontal, bermakna semoga
anak dapat bergaul, bermasyarakat, dan berguna antar sesama.
2.5
PROFESI
Mayoritas
orang Jawa berprofesi sebagai petani, namun di perkotaan mereka mendominasi
pegawai negeri sipil, BUMN, anggota DPR/DPRD, pejabat eksekutif, pejabat
legislatif, pejabat kementerian dan militer. Orang Jawa adalah etnis paling
banyak di dunia artis dan model. Orang Jawa juga banyak yang bekerja di luar negeri,
sebagai buruh kasar dan pembantu rumah tangga. Orang Jawa mendominasi tenaga
kerja Indonesia di luar negeri terutama di negara Malaysia, Singapura,
Filipina, Jepang, Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Taiwan, AS dan
Eropa.
2.6
STRATIFIKASI SOSIAL
Masyarakat
Jawa juga terkenal akan pembagian golongan-golongan sosialnya. Pakar
antropologi Amerika yang ternama, Clifford Geertz, pada tahun 1960-an membagi
masyarakat Jawa menjadi tiga kelompok: kaum santri, abangan dan priyayi.
Menurutnya kaum santri adalah penganut agama Islam yang taat, kaum abangan
adalah penganut Islam secara nominal atau penganut Kejawen, sedangkan kaum
Priyayi adalah kaum bangsawan. Tetapi dewasa ini pendapat Geertz banyak
ditentang karena ia mencampur golongan sosial dengan golongan kepercayaan.
Kategorisasi sosial ini juga sulit diterapkan dalam menggolongkan orang-orang
luar, misalkan orang Indonesia lainnya dan suku bangsa non-pribumi seperti
orang keturunan Arab, Tionghoa, dan India.
2.7
SENI
Orang
Jawa terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi oleh agama
Hindu-Buddha, yaitu pementasan wayang. Repertoar cerita wayang atau lakon
sebagian besar berdasarkan wiracarita Ramayana dan Mahabharata. Selain pengaruh
India, pengaruh Islam dan Dunia Barat ada pula. Seni batik dan keris merupakan
dua bentuk ekspresi masyarakat Jawa. Musik gamelan, yang juga dijumpai di Bali
memegang peranan penting dalam kehidupan budaya dan tradisi Jawa.
Contoh kesenian yang berkembang di mastarakat
jawa adalah :
·
Topeng
(topeng madura, topeng malang, topeng dongkrek, )
·
Angklung
·
Bali-balian
·
Wayang
( kuli, klitik, purwo, godog, golek, dll )
·
Trian
(tari topeng kuncaran, tari merak, tari serimpi, tari blambangan cakil, tari remong,
reog ponorogo dan jaipong )
2.8
STEREOTIPE ORANG JAWA
Orang
Jawa memiliki stereotipe sebagai sukubangsa yang sopan dan halus. Tetapi mereka
juga terkenal sebagai sukubangsa yang tertutup dan tidak mau terus terang.
Sifat ini konon berdasarkan watak orang Jawa yang ingin menjaga harmoni atau
keserasian dan menghindari konflik, karena itulah mereka cenderung untuk diam
dan tidak membantah apabila terjadi perbedaan pendapat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suku
jawa yang berada di daerah pulau Jawa merupakan suku yang memiliki berbagai
kebudayaan, mulai dari adat istiadat sehari-hari, kesenian, acara ritual, dan
lain-lain.
Semua
itu membuktikan bahwa suku jawa merupakan suku yang kaya akan budaya daerah.
Dan dari kekayaan budaya yang di miliki suku jawa itulah yang menbuatnya
berberda dengan kebudayaan – kebudayaan lain yang ada di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
·
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html
· http://tugas-mrhanz25.blogspot.com/2011/02/manusia-sebagai-makhluk-budaya.html
·
http://robertusbeny.blogspot.com/2012/01/pengertian-manusia.html
·
http://mediaamirulindonesia.blogspot.com/2011/03/manusia-berbudaya.html
.
mas saya ijin kopi paste ya...
BalasHapus