Pada
pembahasan tentang pengantar komputasi modern kali ini mengenai Ubiquitous
Computing. Perbedaan dengan cloud, mobile dan grid computing, aspek yang
mendukung dan apakah di Indoneisa sudah mendukung ubiquitous computing. Simak lebih
lanjut ulasannya dibawah ini.
Pengertian tentang Ubiquitous Computing
Ubiquitous
computing dapat didefinisikan sebagai penggunaan komputer yang tersebar di mana
user berada. Sejumlah komputer disatukan dalam suatu lingkungan dan tersedia
bagi setiap orang yang berada di lokasi tersebut.
Setiap
komputer dapat melakukan pekerjaan yang dipersiapkan untuk tidak banyak
melibatkan intervensi manusia atau bahkan tanpa harus mendeteksi di mana
pemakai berada. Ide ubiquitous computing
pertama kali disampaikan oleh Mark Weiser (1998) di Laboratorium Komputer Xerox
PARC, yang membayangkan komputer dipasangkan di dinding, di permukaan meja, di
setiap benda sehingga seseorang dapat berkomunikasi dengan ratusan komputer
pada saat yang sama. Setiap komputer secara tersembunyi diletakkan di
lingkungan dan dihubungkan secara nirkabel.
Ubiquitous
Computing mempunyai
karakteristik utama yaitu :
Ubiquity: interaksi tidak
dilakukan oleh suatu saluran melalui satu workstation. Akses ke
komputer dapat dilakukan di mana saja. Sebagai contoh, di suatu kantor ada
puluhan komputer, layar display, dan sebagainya dengan ukuran
bervariasi mulai dari tombol seukuran jam tangan, Pads sebesar
notebook, sampai papan informasi sebesar papan tulis yang semuanya terhubung ke
satu jaringan. Jaringan nirkabel akan tersedia secara luas untuk mendukung
akses bergerak dan akses jarak jauh.
Transparency: teknologi ini
tidak menganggu keberadaan pemakai, tidak terlihat dan terintegrasi dalam suatu
ekologi yang mencakup perkantoran, perumahan, supermarket, dan sebagainya.
Perbedaan Ubiquitous, Cloud Computing, Mobile, dan Grid Computing
Perbedaannya berada pada perangkat yang
digunakan. Pada ubiquitous computing berbagai perangkat bisa menyajikan
berbagai tampilan namun masih dalam satu aplikasi dan satu jaringan.
Aspek-aspek yang Mendukung Pengembangan Ubiquitous Computing
- Natural Interfaces
Sebelum adanya konsep ubicomp sendiri, selama bertahun-tahun kita telah
menjadi saksi dari berbagai riset tentang natural interfaces, yaitu penggunaan
aspek-aspek alami sebagai cara untuk memanipulasi data, contohnya teknologi
semacam voice recognizer ataupun pen computing. Saat ini implementasi dari
berbagai riset tentang input alamiah beserta alat-alatnya tersebut yang menjadi
aspek terpenting dari pengembangan ubicomp.
Kesulitan utama dalam pengembangan natural interfaces adalah tingginya
tingkat kesalahan (error prone). Dalam natural interfaces, input mempunyai area
bentuk yang lebih luas, sebagai contoh pengucapan vokal “O” oleh seseorang bisa
sangat berbeda dengan orang lain meski dengan maksud pengucapan yang sama yaitu
huruf “O”. Penulisan huruf “A” dengan pen computing bisa menghasilkan ribuan
kemungkinan gaya penulisan yang dapat menyebabkan komputer tidak dapat
mengenali input tersebut sebagai huruf “A”. Berbagai riset dan teknologi baru
dalam Kecerdasan Buatan sangat membantu dalam menemukan terobosan guna menekan
tingkat kesalahan (error) di atas. Algoritma Genetik, Jaringan Saraf Tiruan,
dan Fuzzy Logic menjadi loncatan teknologi yang membuat natural interfaces
semakin “pintar” dalam mengenali bentuk-bentuk input alamiah.
- Wireless Computing
Komputasi nirkabel mengacu pada penggunaan teknologi nirkabel untuk
menghubungkan komputer ke jaringan. Komputasi nirkabel sangat menarik karena
memungkinkan pekerja terlepas dari kabel jaringan dan mengakses jaringan dan
layanan komunikasi dari mana saja dalam jangkauan jaringan nirkabel. Komputasi
nirkabel telah menarik minat pasar yang sangat besar, seperti saat ini
banyaknya permintaan konsumen untuk jaringan rumah secara nirkabel.
- Context Aware Computing
Context aware computing adalah salah satu cabang dari ilmu komputer yang
memandang suatu proses komputasi tidak hanya menitikberatkan perhatian pada
satu buah obyek yang menjadi fokus utama dari proses tersebut tetapi juga pada
aspek di sekitar obyek tersebut. Sebagai contoh apabila komputasi konvensional
dirancang untuk mengidentifikasi siapa orang yang sedang berdiri di suatu titik
koordinat tertentu maka komputer akan memandang orang tersebut sebagai sebuah
obyek tunggal dengan berbagai atributnya, misalnya nomor pegawai, tinggi badan,
berat badan, warna mata, dan sebagainya.
Di lain pihak Context Aware Computing tidak hanya mengarahkan fokusnya pada
obyek manusia tersebut, tetapi juga pada apa yang sedang ia lakukan, di mana
dia berada, jam berapa dia tiba di posisi tersebut, dan apa yang menjadi sebab
dia berada di tempat tersebut. Dalam contoh sederhana di atas tampak bahwa
dalam menjalankan instruksi tersebut, komputasi konvensional hanya berfokus
pada aspek “who”, di sisi lain Context Aware Computing tidak hanya berfokus
pada “who” tetapi juga “when”, “what”, “where”, dan “why”.
Context Aware Computing memberikan kontribusi signifikan bagi ubicomp
karena dengan semakin tingginya kemampuan suatu device merepresentasikan
context tersebut maka semakin banyak input yang dapat diproses berimplikasi
pada semakin banyak data dapat diolah menjadi informasi yang dapat diberikan
oleh device tersebut.
- Micro-nano technology
Perkembangan teknologi mikro dan nano, yang menyebabkan ukuran microchip
semakin mengecil, saat ini menjadi sebuah faktor penggerak utama bagi
pengembangan ubicomp device. Semakin kecil sebuah device akan menyebabkan
semakin kecil pula fokus pemakai pada alat tersebut, sesuai dengan konsep off
the desktop dari ubicomp. Teknologi yang memanfaatkan berbagai microchip dalam
ukuran luar biasa kecil semacam T-Engine ataupun Radio Frequency Identification
(RFID) diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk smart card atau
tag. Contohnya seseorang yang mempunyai karcis bis berlangganan dalam bentuk
kartu cukup melewatkan kartunya tersebut di atas sensor saat masuk dan keluar
dari bis setelah itu saldonya akan langsung didebet sesuai jarak yang dia
tempuh.
Dukungan dan Potensi Ubiquitous Computing di Indonesia
Dalam
paper yang disampaikan pada Seminar dan Pameran Teknologi Informasi, Wawan
Wardiana (2002) menyimpulkan bahwa perkembangan teknologi informasi di
Indonesia sangat
dipengaruhi
oleh kemampuan sumber daya manusia dalam memahami komponen teknologi informasi,
seperti perangkat keras dan perangkat lunak komputer, sistem jaringan baik
berupa LAN maupun WAN dan sistem telekomunikasi yang akan digunakan untuk
transfer data.
Pada
saat ini kemampuan sumber daya manusia dalam memahami komponen teknologi
informasi sudah semakin meningkat. Salah satu bukti pemahaman ini adalah dengan
trend teknologi informasi yang tidak saja berpengaruh terhadap gaya hidup para
profesional, pelaku bisnis dan pemakai lain di kalangan orang dewasa, tetapi
juga berpengaruh terhadap para remaja di tingkat sekolah bahkan anak-anak.
Penggunaan teknologi komunikasi seperti SMS, MMS, chatting dan e-mail sudah
begitu memasyarakat. Trend penggunaan teknologi informasi ini juga dapat kita
jumpai di berbagai bidang, seperti pendidikan, perbankan, perdagangan,
pemerintahan dan lain-lain.
Di
bidang pendidikan, teknologi informasi sangat berperan dalam menyediakan sarana
belajar-mengajar yang lebih efisien seperti trend belajar jarak jauh (distance
learning), belajar secara elektronis (e-learning), perpustakaan elektronik
(e-library), dan multimedia. Sebagai contoh, Universitas Putra Indonesia “YPTK”
Padang memberikan kemudahan bagi seluruh mahasiswa untuk melakukan pembayaran
uang kuliah melalui bank tanpa harus datang ke kampus, melihat nilai atau
mengecek absensi cukup melalui SMS Kampus. Di bidang perbankan, teknologi
informasi memberikan kemudahan-kemudahan dalam bertransaksi. Semakin banyak
pelaku ekonomi, khususnya di
kota-kota
besar yang tidak lagi menggunakan uang tunai dalam transaksi pembayarannya,
tetapi cukup menggunakan kartu elektronik atau smart card. Nasabah pun tidak
perlu lagi datang ke lokasi untuk melakukan transfer uang ke bank yang berbeda.
Berdasarkan
fakta-fakta yang digambarkan di atas, muncul suatu pemikiran bahwa trend
teknologi informasi di Indonesia akan mengarah ke ubiquitous computing yang
merupakan konsep dasar dari teknologi Ambient Intelligence. Beberapa faktor
yang menjadi pertimbangan akan potensi penggunaan teknologi AmI di Indonesia
ini adalah sebagai berikut:
- Semakin berkembangnya teknologi jaringan khususnya jaringan nirkabel yang memungkinkan transfer data dapat dilakukan dengan lebih cepat dengan biaya yang relatif lebih kecil.
- Tingkat kemampuan masyarakat dalam menggunakan atau membeli komputer dengan kemampuan tinggi. Walaupun masih terbatas untuk kalangan tertentu, seperti pelajar, mahasiswa, profesional, pelaku bisnis dan sebagainya, namun pemakaiannya sudah semakin menyebar sehingga orang awam pun sudah terbiasa dengan lingkungan di mana komputer merupakan alat bantu dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari.
- Cepatnya perkembangan dan penyebaran teknologi komunikasi di kalangan masyarakat luas memenuhi kebutuhan ubiquitous communication yang merupakan salah satu pilar teknologi Ambient Intelligence.
- Kebutuhan sumber daya manusia di bidang teknologi informasi yang sudah semakin banyak tersedia. Ketersediaan sumber daya manusia ini didukung oleh semakin berkembangnya sekolah-sekolah tinggi dan universitas-universitas yang khusus mendalami bidang ilmu komputer dan teknologi informasi.
- Situasi lingkungan yang menuntut tersedianya fasilitas pelayanan yang lebih efisien dan cepat. Jumlah populasi penduduk yang terus meningkat akan menimbulkan masalah kualitas pelayanan dari berbagai instansi yang melayani masyarakat luas. Masalah-masalah tersebut antara lain: antrian yang disebabkan banyaknya orang yang memerlukan layanan yang sama pada saat yang sama, kepadatan lalu-lintas yang juga disebabkan oleh makin banyaknya orang memerlukan layanan. Bukan hanya pelayanan transportasi, tapi juga pelayanan-pelayanan lain yang memerlukan transportasi karena mereka harus datang ke lokasi.
Sekian
ulasan tentang Ubiquitous Computing, jika ada salah kata atau ucapan mohon
dimaafkan. Semoga tulisan diatas bisa bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata
sekian dan terima kasih.
Daftar Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar